Bertemu Kembali Pada Ufuk Yang Sama
.jpg)
Di tempat di mana matahari pertama kali menyapa, kita berjumpa lagi, namun kini aku bukan lagi bayangan yang dulu kau kenal. Aku tiba, membawa serpihan hati yang tersayat oleh gigitan jarak dan cubitan waktu, tetapi tetap berdetak, meski iramanya kini tak lagi harmonis. Di bawah langit yang dulu menjadi kanvas impian kita, aku biarkan angin mencabut duri-duri luka yang bersemayam di relung sunyi, berharap kata-kata yang terselip bisa terbang menjauh, menyusuri senja yang kini tak lagi hangat dengan warna jingga. Dulu kita menenun mimpi dalam bahasa yang hanya kita mengerti, dan meski ruang dan waktu kini menjadi penghalang, hangatnya masih kurasa. Ada sesuatu yang terus berdenyut di setiap detik terpisah, seperti bunga yang menolak layu, menunggu musim yang enggan datang. Kamu adalah matahariku di ufuk timur—pelabuhan di mana gelap mulai berwarna. Saat pagi perlahan menyulam langit yang kusam, aku tahu kamu selalu ada, menyambut hari dengan senyum yang tak tersentuh waktu, mengusir mal...