Postingan

Bertemu Kembali Pada Ufuk Yang Sama

Gambar
Di tempat di mana matahari pertama kali menyapa, kita berjumpa lagi, namun kini aku bukan lagi bayangan yang dulu kau kenal. Aku tiba, membawa serpihan hati yang tersayat oleh gigitan jarak dan cubitan waktu, tetapi tetap berdetak, meski iramanya kini tak lagi harmonis. Di bawah langit yang dulu menjadi kanvas impian kita, aku biarkan angin mencabut duri-duri luka yang bersemayam di relung sunyi, berharap kata-kata yang terselip bisa terbang menjauh, menyusuri senja yang kini tak lagi hangat dengan warna jingga. Dulu kita menenun mimpi dalam bahasa yang hanya kita mengerti, dan meski ruang dan waktu kini menjadi penghalang, hangatnya masih kurasa. Ada sesuatu yang terus berdenyut di setiap detik terpisah, seperti bunga yang menolak layu, menunggu musim yang enggan datang. Kamu adalah matahariku di ufuk timur—pelabuhan di mana gelap mulai berwarna. Saat pagi perlahan menyulam langit yang kusam, aku tahu kamu selalu ada, menyambut hari dengan senyum yang tak tersentuh waktu, mengusir mal...

Ufuk Timur Tersayang II

Gambar
Aku berdiri di tepi jurang keraguan. Siasatmu merayap perlahan, membeku di setiap sudut hatiku. Sepanjang jalan yang samar, kulangkahkan kaki dengan hati yang terus memuja. Menabur sendu di hadapan layar yang bercahaya, berharap tatapanmu yang kuinginkan hadir beberapa senti di depan keningku, menghangatkan jiwa yang dingin oleh malam. Ufuk timur tersayang, di sinilah kisahku yang berdesir. Merintih dalam kerinduan yang mendesak-desak. Seperti Layla yang merindu Khais, hatiku adalah lautan yang tidak pernah tenang, gelombang rindu yang terus menghantam. Dalam hiruk-pikuk dunia yang tidak henti bergerak, aku adalah bayang yang melirik sendu pada setiap sudut kehidupan. Dirimu, di sana, tersenyum seperti matahari di langit yang tidak bisa kurengkuh. Lihatlah, mentari yang setia menemani pesisir demi pesisir pantai, membekaskan jejaknya di tubuh-tubuh lemar yang kering. Aku hanya bisa berharap, mengukir karsa dalam waktu yang sempit, mencari cara untuk menyampaikan rasa. Kepada sang rembu...

Dari Dapur ke Dunia

Gambar
sumber foto: akun fb Hj.Mas'amah Mufti yang hasil generate AI Perempuan, seperti matahari yang terbit di tengah lembah, mengusir bayang-bayang gelap yang mencoba menutupi dunia. Mereka, yang dahulu dipandang lemah, kini berkilauan, menembus awan-awan ketakutan dan rintangan yang dulu memenjara mereka. Hj. Mas’amah Mufti adalah salah satu dari matahari-matahari itu, seorang perempuan yang tidak sekadar bercahaya di langit Sulawesi Tengah, tapi juga menghangatkan jiwa-jiwa yang haus akan pengetahuan dan seni. Lahir di Cirebon, namun memilih Bumi Tadulako sebagai tempat berlabuh, ia bagaikan angin yang membawa kesejukan di padang gersang. Sebagai sastrawan dan pendidik, ia mendirikan Sanggar Seni Loro, Bengkel Seni Suara Alam, dan Sanggar Seni Gimba, menumbuhkan bakat-bakat muda yang dulu mungkin tersembunyi di balik bayang-bayang keraguan. Ia hidup seperti angin yang bebas, mengelus lembut pepohonan tetapi mampu mengguncang gunung ketika diperlukan. Seperti pohon beringin yang akarny...

Lingkaran Cahaya di Tepian Tigris

Gambar
Peta Kota Baghdad. Sumber gambar: Wikimedia Di Baghdad, sungai pengetahuan mengalir deras, bercabang di setiap sudut kota yang megah, seolah mengalirkan cahaya dari langit ke bumi. Didirikan di bawah kibaran bendera Abbasiyah, pada tahun-tahun penuh harapan di tahun 762 M , kota ini bukan hanya pusat kekuasaan, tetapi juga jantung yang berdetak untuk ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Di sini, di bawah kubah-kubah emas yang megah, para cendekiawan berkumpul seperti bintang-bintang di langit malam, berbicara dalam bahasa Yunani dan Arab dengan lidah yang tajam dan pikiran yang tajam pula. Mereka menerjemahkan, mengurai misteri kata-kata kuno dari tanah Yunani dan membungkusnya dalam keindahan bahasa Arab, sehingga setiap kata yang dituliskan menjadi cahaya yang menembus gelapnya kata bahlul. Baghdad—dua lingkaran besar di tepi Tigris, melingkar seperti pelukan yang menghangatkan hati para pencari ilmu. Di sinilah, di antara pasar-pasar yang ramai dan masjid-masjid yang megah, terdengar...

Huzaemah: Cahaya Timur yang Meniti di Ujung Waktu

Gambar
Di antara gugusan bintang barat, ia terlahir, seperti embun di atas daun-daun hijau Kaleke 30 Desember 1946, bersamaan dengan kibaran bendera merah putih pada tahun yang sama di kampung halamannya, membawa sejuknya hikmah yang mengalir hingga jauh, melampaui batas-batas samudera. Huzaemah, wanita yang teguh, menjalin perjalanan hidupnya layaknya matahari yang menyinari setiap sudut dengan kehangatan kebijaksanaan. Ia adalah guruku, seperti angin lembut yang menyusup di antara pepohonan, memberikan napas baru pada dedaunan yang hampir layu. Kata-katanya, seperti manik-manik mutiara, memotivasi untuk terus mengejar ilmu, mendaki puncak pengetahuan hingga ke puncak tertinggi, menembus awan ketidaktahuan. Dengan bijaksana, ia mengingatkan seseorang bernama Nadirsyah Hosen, profesor di Monas Law School, “Ujang, dalam Al-Qur'an (QS: Al-Ra'd: 11) telah disebutkan bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri mau mengubah nasibnya. Kalau Allah saja tidak bi...

Lembah Napu dalam Gema Legenda

Gambar
Di lembah sunyi, di Desa Sedoa yang dibalut kabut pagi, tersembunyi sebuah legenda yang menembus tirai waktu. Di sana, kisah Puteri Bunga Manila dan Tolelembunga, seekor kerbau dengan tanduk menjulang setinggi puncak gunung, mengalir bak sungai yang abadi. Mereka adalah roh-roh pengembara, melintasi batas-batas bumi, meninggalkan jejak-jejak yang membentuk desa-desa, yang kini masih menghiasi Lembah Napu yang lembut. Puteri Bunga Manila, bagaikan angin setia pada burung yang melayang, selalu mendampingi Tolelembunga, menyusuri setiap langkahnya, mendengarkan bisikan tanah dan desir angin. Di setiap tempat mereka berhenti, desa-desa mekar seperti bunga liar di padang, memberi warna pada peta kehidupan. Masyarakat Sedoa, yang telah lama menetap, merawat kisah ini dengan hati yang suci, mengenang Puteri dan kerbau tercintanya dengan memberi nama jalan-jalan pada bayang-bayang masa lalu. Dahulu kala, sebuah kerajaan bernama Sigi, hijau dan makmur, dipimpin oleh Ratu Ngilinayo yang bijaksan...